Thursday, November 30, 2006

Buat Istriku Tercinta


Istriku , aku memang tidak akan mengambil bunga di tepi jurang itu,
hanya untuk membuktikan sayangku padamu
Aku tidak akan pernah membahayakan diri saya hanya untuk menyenangkan hatimu.
Saat ini, saya tahu kamu sangat kuat.
Kamu kuat bangun pagi dan membuatkan sarapan untukku.
Kamu juga sangat sempurna menjaga agar bajuku tidak kusut, menjahit bajuku yang robek, merapikan rumah agar saya merasa damai.
Bahkan menungguku pulang larut karena lembur, mencurahkan segala kasih sayangmu dengan cara yang sangat luar biasa.
Tapi suatu saat nanti, saat dimana usia sudah mulai menggerogoti, kamu mungkin tidak lagi akan sanggup bangun dari tempat tidur.
Matamu tak lagi kuat untuk menjahit bajuku atau menungguku pulang, tanganmu tak lagi mantap memutar kunci untuk membuka pintu, kakimu tak lagi bisa menjelajahi rumah ini untuk menjaganya tetap bersih, bahkan kamu tidak lagi bisa membuat makanan yang lezat untukku.
Saat semua itu tiba, aku ingin tetap kuat untukmu.
Aku ingin bisa memapahmu ke kamar mandi saat untuk bangunpun kamu tak sanggup. Aku ingin bisa menjadi matamu dan menceritakan segala hal indah yang bisa kulihat. Aku ingin menjadi telingamu dan memberitahukan padamu apa yang bisa kudengar. Aku ingin menjadi tangan dan kakimu, merapikan segala hal agar kamu tetap merasa damai.
Aku ingin kamu punya tempat bersandar saat kamu lelah.
Karena aku terlalu takut bila membayangkan, saat dimana kamu buta dan tidak ada aku, saat dimana kamu tertatih dan aku tak sanggup membantumu, saat dimana kamu sedih dan pundakku tak bisa lagi disandari.
Aku akan menjaga diriku tetap kuat sampai saat itu datang.
Selamat tidur Istriku, aku akan berjaga disampingmu sampai pagi datang, dan tersenyum padamu saat kamu membuka mata.

1 comment:

Anonymous said...

Seandainya punya suami kaya gitu......bhagianya.....hehe....